Taman Baca: Model sekolah yang sesungguhnya Oleh : Hafid Abdullah, S.Pd.I

Adalah Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia yang memperkenalkan “Sistem Among” yakni metode pembelajaran yang didasarkan pada konsep Asah, Asih dan Asuh ( Care and Dedicated based on love). Yang menjadikan sekolah sebagai taman bagi siswa. Konsep taman ini merupakan asosiasi dari ruang publik yang hijau, sejuk, luas sehingga anak-anak senantiasa gembira dan senang hati menghabiskan waktu di taman.
Saat ini kondisi beberapa sekolah-sekolah formal di Indonesia mengalami keprihatinan. Krisis karakter bagi sebagian warga sekolah baik itu guru, tenaga pendidikan, peserta didik dan fasilitas pendidikan menjadikan wajah pendidikan Indonesia diprepsesikan “Buram”. Pelbagai prilaku amoral, anarkis, kekerasan, bahkan pornoaksi yang melibatkan warga sekolah terutama peserta didik menjadi bahan pemberitaan mediamassa. Meskipun kejadian tersebut tidak merepresentasikan wajah pendidikan Indonesia.
Atas dasar itulah perlu konsep yang pas untuk sekolah-sekolah kita. Kembalikan fungsi sekolah pada khittahnya yakni sebagai tempat yang menyenangkan, sehat, aman, dan ramah bagi siapa saja. “Taman Baca” sebagai alternatif model of rule diharapkan mampu mengisi kekurangan-kekurangan disekolah-sekolah formal. Taman baca Masyarakat harus didorong untuk terus memperbaiki diri dalam upaya memaksimalkan fungsinya sebagai taman yang menyenangkan, memicu prestasi, sehingga anak didiknya “betah” menghabiskan waktunya di situ, sehingga mereka tidak mencari-cari sumber dan alat kegembiraan yang negatif.
Menyadari hal tersebut, gerakan Buku Untuk Anak Indonesia (BUAI) yang di gagas oleh Komunitas BUAI, di harapkan mampu menjadi sosok ibu yang peduli kepada anak-anaknya yang membuainya dengan kasih sayang. Yang berpartisipasi aktif membangun generasi Emas, unggul secara akademis maupun non akademis didaerah-daerah dengan menerbitkan dan mendistribusikan buku ke-taman baca di seluruh nusantara. Dengan berkolaborasi dengan semua pihak dalam memajukan mutu pendidikan di Indonesia.
Pegiat literasi yang bergabung dalam Komunitas BUAI pun berjuang sekuat tenaga menjadikan taman baca binaannya mampu menjadi taman baca yang impian. Yakni taman baca yang yang mengedepankan Asah, Asih dan Asuh, sehingga menjadi sekolah yang sesungguhnya.

Asmat, 04 April 2018

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s